1.Empat pelaku bisnis yang ada di Indonesia
yaitu :
a. Rumah
Tangga
Rumah tangga
merupakan pelaku ekonomi terkecil. Meskipun begitu, rumah tangga merupakan
pelaku ekonomi terpenting karena semua kegiatan ekonomi berawal dari sana.
Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi pasti melibatkan salah satu atau
beberapa anggota keluarga.
b. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau
sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan
jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga
perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.Kegiatan pokok
yang dilakukan oleh
perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang).Hal ini juga
sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan
sebagai produsen.
c.
Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang
beranggotakan perseorangan atau badan hukum koperasi yang dijalankan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi
rakyat dan berlandaskan asas kekeluargaan. Sebagai pelaku ekonomi, koperasi
berperan sebagaikonsumen, produsen, dan distributor yang mengutamakan
kepentingan anggotanya secara khusus dan masyarakat secara umum.Segala sumber
daya yang dimiliki koperasi berasal dari anggota dan digunakan seluas-luasnya
untuk kepentingan anggota.Sumber daya alam yang dimiliki koperasi dikelola oleh
anggota koperasi untuk kesejahteraan anggota.Permodalan koperasi utamanya
berasal dari anggota yang disetor dalam bentuk simpanan pokok dan simpanan
wajib.Koperasi dapat juga mendapat tambahan modal dari hibah.Manajemen koperasi
dikelola oleh pengurus koperasi yang dipilih dari anggota koperasi.
d.
Masyarakat
Masyrakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar
negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi
perekonomian karena berhubungan dengan transaksi luar negeri.Transaksi luar
negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan namun juga berhubungan dengan
penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
Oleh karena itu, melakukan kerja sama dengan masyarakat luar negeri sangat
diperlukan karena pada dasarnya sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri tanpa
berhubungan dengan negara lain.
e.
Negara/pemerintah
Menurut Mr.
Soenarko (dalam Ekonomi 2; 2006:29), “Negara adalah organisasi masyarakat yang
mempunyai daerah tertentu dan mempunyai kekuasaan tertinggi yang dapat
memaksakan kehendaknya kepada warganya”.Negara merupakan kumpulan masyarakat
yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Kekuasaan inilah yang membedakan negara
dengan pelaku-pelaku ekonomi lain. Selain sebagai pelaku ekonomi, negara juga
berperan sebagai pengatur perekonomian.
2.Enam
masalah bisnis yang ada di Indonesia,yaitu:
1.
Dangkalnya sumber daya manusia
Seperti
negara tetangga lainnya di Asia Tenggara lainnya, Indonesia masih kekurangan
tenaga profesional handal. Berdasarkan International Labour Organization (ILO),
Indonesia semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja seiring
dengan cepatnya laju globalisasi, perkembangan teknologi mutakhir, dan pola
kerja dinamis. ILO juga mengklaim masalah tersebut diperparah dengan adanya
emigrasi tenaga profesional, tenaga kerja yang semakin menua, dan kurangnya
fasilitas untuk penyediaan pelatihan.
2. Rumitnya
birokrasi
AFP
mengungkapkan Indonesia merupakan salah satu negara terburuk bagi startup untuk
urusan birokrasi.Situs Startups.co.uk mengartikan birokrasi sebagai kode etik,
hukum dan peraturan yang dibuat saat memulai bisnis baru. The Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) mengatakan rata-rata dibutuhkan
lima hari dan lima prosedur untuk membangun entitas korporasi di negara seperti
AS. Sedangkan di Indonesia membutuhkan sembilan prosedur dan 47 hari.
3. Target
konsumen yang sulit diraih
Indonesia,
negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, merupakan posisi kelima dari
pasar e-commerce di Asia berdasarkan penjualan. Pengguna internet di negara ini
tumbuh menjadi 74,6 juta di tahun lalu dan seharusnya dapat tumbuh dua kali
lipat menjadi 125 juta di tahun 2017. Namun jangan cepat tergiur untuk
berinvestasi.
Coba cermati
hal ini terlebih dahulu:
Perusahaan
riset pasar lokal Markplus Insight mengatakan bahwa kurang dari separuh
pengguna internet di Indonesia menghabiskan tiga jam atau lebih untuk online
dalam sehari, dengan kata lain cukup untuk menempatkan mereka dalam kategori
‘netizen’ yang tidak resmi (netizen adalah sebutan bagi mereka yang sangat
gemar online dan membentuk kelompok online shopper). Terlebih, jumlah pengguna
internet rumahan sangat rendah karena jaringan internet kabel untuk rumah cukup
lambat dan cenderung mahal di tanah air. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor
terbatasnya pembelian online di masyarakat, berhubung kebanyakan orang masih
mengakses internet dari kantor dibanding dari rumah.
4. Logistik
untuk e-commerce tidak dapat diandalkan
Hambatan
lebih lanjut dalam ranah ecommerce di Indonesia, MarkPlus Insight menambahkan,
ialah konsumen mengalami kesulitan membayar barang pesanan dan mendapatkan jasa
pengiriman.Buruknya infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu alasan
e-commerce disini memiliki potensi besar, karena banyak warga perkotaan tetap
dapat berbelanja di area yang terkena macet. Namun jalanan yang buruk dan
alamat tidak lengkap juga menjadi tantangan untuk proses pengiriman barang.
Pembayaran turut menjadi masalah lainnya. Banyak pelaku retail online
membutuhkan transfer melalui ATM sebelum barang dapat diantarkan. Persoalan ini
membuat belanja online hanya “sedikit” lebih nyaman dibandingkan membeli di
toko secara tradisional.
5. Konsumen
yang ikut-ikutan
Investor
yang ingin membawa inovasi paling mutakhir mungkin butuh untuk berpikir ulang.
Studi menunjukkan konsumen di Indonesia lebih tertarik pada produk dan jasa
yang sudah memiliki nama besar di pasar. Hal ini juga menempatkan banyak
konsumen Indonesia dikategorikan sebagai ”late adopters”, yang berarti belum
yakin terhadap merk baru dan belum terkenal.
6.
Modal
Dalam dunia
bisnis memang butuh keberanian dan kesabaran untuk menjalaninya, namun ada
beberapa alasan yang dapat membuat seseorang ragu dalam membuka bisnis.
Biasanya orang yang hendak melakukan usaha selalu mengkambing hitamkan modal,
Padahal ada banyak cara mendapatkan modal dan modal itu juga tidak selalu uang
tetapi bisa dengan ide, berupa tenaga dan lainnya.
Daftar Pustaka :
0 komentar: